daNcefeveR
BiNusian weblog
Video on Demand
Categories: Uncategorized

Internet-Protocol Television (IPTV) adalah penyediaan layanan streaming tv secara langsung via jaringan IP berbandwitdh lebar. Layanan ini bersifat multicast, dari satu sumber untuk banyak pengakses secara bersamaan.

Video on Demand (VoD) adalah penyediaan layanan video yang diminta secara khusus oleh pengakses. Secara umum ini adalah layanan video streaming unicast, yang dideliver ke satu pelanggan. IPTV dan VOD keduanya masuk kategori layanan berkualitas siaran TV. Artinya pelanggan akan menikmati layanan sekualitas TV satelit dan kabel yang sekarang umum kita nikmati. Standar siaran TV ini saat ini hanya bisa dilayani oleh provider berbasis satelit dan kabel dalam group tertutup. Internet IPTV dan internet VoD yang merupakan implementasi awal dari kedua layanan diatas, kualitasnya belum layak disandingkan dengan kualitas siaran TV.

IPTV/VOD tidak hanya menyediakan jasa video tapi juga servis TV, video yang dipancarkan dalam waktu yang terjadwal, persis layanan TV konvensional.

Pengembangan servis ini, bisa dengan membuat kanal-kanal yang khusus, misalnya, khusus memasak, khusus olahraga dll. Service VoD, Video yang dihantarkan ke pelanggan sesuai pilihan mereka.

Personal Video Recorder (PVR), Alat perekam yang akan merekam siaran untuk diputar dilain waktu. Network Personal Video Recorder(NPVR), versi jaringan dari PVR, NPVR tidak mesti ditempatkan di rumah pelanggan. Electronic Program Guide (EPG), layanan yang memberikan info program-program eksisting dan program-program kedepan dari layanan.1/3 Information Services, layanan bersifat informasi, berita, laporan cuaca dll. Interactive TV, TV Show, dimana pelanggan bisa interaktiv. Interactive Applications, permainan yang dapat dideliver dengan mode broadcast, namun memanfaatkan kelebihan sifat interaktifnya. Permainan dapat berupa singleplayer atau multiplayer antar pelanggan. Broadband Applicationsvideo conferencinge-Learning, dan security monitoring.


Penyediaan jasa IPTV menggunakan IP network berimplikasi positif pada efisiensi penggunaan jaringan. Jaringan IP, trafiknya dapat diatur sedemikian rupa, sehingga beberapa jenis paket bundling bias dilewatkankan di atasnya. Selain itu terdapat kelebihan yang secara signifikan membedakan dari TV konvensional adalah, dapat disediakannya layanan yang bersifat interaktif seperti misalnya Video on

Demand, ketimbang siaran TV lama yang lebih bersifat broadcast satu arah saja.

Sebagaimana disampaikan di atas, dasar dari layanan IPTV adalah triple play, dimana data video, audio, dan data dipertukarkan didalam jaringan tempat layanan di deliver. Berikut adalah tahapan dari transformasiyang mesti dilakukan untuk mempersiapkan support arsitektur jaringan untuk layanan IPTV.

VOD saat ini sudah sangat berkembang. Berbagai perusahaan dari seluruh penjuru dunia sudah menawarkan fasilitas ini. Konsep nya semua hampir sama yaitu menawarkan video untuk di-unduh. Bisa berupa rent ataupun purchase. Semuanya tergantung pilihan konsumen. Begitu pula isinya. VOD semakin variatif.

Dari segi harga juga ada perkembangan yang cukup signifikan. Harga yang murah dan bahkan gratis sudah bisa didapat konsumen. Terutama dari stasiun televisi yang membagi-bagikan programnya.

Berkembangnya VOD menghasilkan beberapa ‘anak’. Yang pertama adalah Near Video On Demand (NVOD). NVOD dijalankan oleh televisi berbasis cable dan satellite. Sistem ini memungkinkan seseorang untuk melakukan pay-per-view program yang dikeluarkan oleh multiple-broadcasters. Ini membuat konsumen tidak lagi terikat waktu untuk menyaksikan acara yang ia inginkan.

Berikutnya adalah Push Video On Demand (PVOD), tetapi PVOD memiliki kekurangan dari sisi memori. Program yang bisa kita unduh hanya bertahan seminggu karena keterbatasan memory ini. Interaksi juga agak kurang juga bisa terjadi di sini.

Satu lagi yang menjadi pengembangan VOD belakangan ini adalah Manufacturing on Demand (MOD) yang dikenal juga dengan DVD on Demand. Konsep ini malah mendekati konsep DVD karena konsumen bisa memiliki perangkat keras dari apa yang ia inginkan. Bentuknya bisa berupa DVD. Ini menjadi pilihan bagi perusahaan pembuat film ataupun serial televisi yang memiliki sesuatu yang diprediksi tidak akan begitu laku di pasaran.

Di benua Asia, konsep VOD paling digemari di Taiwan. Untuk Indonesia, kenyataannya konsep VOD ini paling berkembang lewat ponsel-ponsel yang menyediakan fasilitas 3G. Untuk televisi, belum berkembang. Tapi bukan berarti tidak ada. Contohnya seperti Astro, atau NetUp.

NetUP Video on Demand server dibangun pada platform berstandar industri dan mendukung lebih dari 100 aliran searah (1000 pelanggan pada laju pada puncak VoD yang normal) pada laju kompresi MPEG-2 yang khusus, yaitu 4 Mb/det per aliran. Mendukung modus aliran unikast maupun multikast.

Penyimpanan server terdiri dari empat hard disk SATA-II hot-swap. Ruang simpan HDD secara total dalam konfigurasi standar adalah 3 Tbyte atau lebih dari 800 film dengan kualitas DVD. Penyimpanan data eksternal bisa dihubungkan bilamana diperlukan.

Film disimpan dalam format MPEG-2 atau MPEG-4 AVC (H.264). aliran transport – mendukung SD maupun HD. Laju kompresi dapat diubah untuk mencocokkan kotak atas set dan/atau kinerja jaringan hilir.

Konten video dapat dimuat melalui smb atau ftp. Deskripsi film, ditampilkan dalam antarmuka pengguna Middleware, dapat disinkronkan dengan sebuah database pusat (Media Knowledge Base, www.media-kb.com).
Di Amerika, film Warner Bros, Sony, Universal dan 20th Century Fox baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meluncurkan VOD.

Layanan ini menjembatani kesenjangan antara rilis bioskop dan sewa standar. Nantinya layanan VOD ini yang akan memberi label Home Premiere pada film baru. Pengguna pun bisa menyewa film baru seharga US$39 selama dua bulan, setelah film tersebut diputar di bioskop.

VOD merupakan perkembangan konsep yang sangat baik karena bisa memuaskan keinginan penontonnya secara individual, bukan secara serentak atau massal seperti yang diberikan oleh channel-channel TV biasa. Namun untuk kasus WarnerBros, memang dengan meluncurkan VOD mereka akan mendapatkan keuntungan yang lebih, namun hal ini akan mempersulit usaha bioskop karena film-film papan atas kebanyakan adalah produksi WarnerBros. Dan apabila VOD film-film WarnerBros diluncurkan, kemungkinan orang-orang akan lebih memilih itu dibanding harus pergi ke bioskop dan membayar hanya untuk sekali menonton. Industri bioskop yang tidak dapat bersaing bisa gulung tikar.

Bicara tentang VOD, ada juga VOD yang bisa diakses secara online melalu jaringan internet atau intranet dengan cara streaming atau download. Contohnya youtube. Dengan adanya website-website yang menyediakan video-video secara gratis ini, orang-orang jadi banyak bisa mendapatkan informasi dan hiburan. Misalnya, untuk mereka yang ingin menonton drama korea bisa ke www.mysoju.com dan masih banyak website lainnya yang menyediakan banyak judul drama. Atau untuk yang mau mendownload film seri Amerika bisa mendownloadnya dalam bentuk torrent.

Berkembangnya teknologi memberikan banyak kemudahan bagi pengguna untuk memilih media yang mereka suka. Hal ini menyebabkan media-media harus bersaing untuk menyediakan program-program yang bagus dan unik untuk bisa menarik perhatian penggunanya.

Sumber :

Michael. M.A. M & Barbara. L. M.  (2004).  The New Communication Technology: Applications, Policy, and Impact.  5th Edition.  Focal Press.  Oxford.

http://childdoz.blogspot.com/2008/02/iptv-teknologi-iptv-apakah-internet.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Video_on_demand

http://www.mediaindonesia.com/mediagadget/index.php/read/2011/04/02/1195/1/Film-Baru-Bisa-Diputar-Di-Rumah-Lewat-Video-on-Demand-

http://www.netup.tv/id-ID/vod-nvod-server.php

http://www.telkom.net/index.php?option=com_glossary&func=view&Itemid=86&catid=39&term=Video+on+demand

Jemima Roselyn – 04PFO – 1301033690

Leave a Reply